Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Media merupakan salah satu penunjang
dalam proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran dsamping metode
atau strategi. Pemilihan media untuk menunjang pembelajaran itu sangat penting
sebagai bagian integral dalam
pembelajaran, sebagai salah satu
komponen dari beberapa
komponen dalam sistem pembelajaran,
dengan demikian prosedur pemilihan media
hendaklah mengacu pada
keterkaitan dengan komponen lainnya.
Komponen yang
menjadi fokus perhatian adalah tujuan, metode dan karakteristik media itu
sendiri. Tujuan berkaitan dengan efektivitas media yang dibuat, artinya
baik atau tidaknya
sebuah media yang
dipiilih dapat dilihat dari
ketercapaian tujuannya,
semakin banyak tujuan pembelajaran
tercapai maka semakin baik media tersebut, begitu juga sebaliknya. Dalam
makalah ini akan disajikan materi yang berkaitan dengan dasar pertimbangan
pemilihan media pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
dasar pertimbangan pemilihan media pembelajaran ?
2.
Bagaimana
kriteria dalam pemilihan media pembelajaran ?
3.
Apa
prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran ?
4.
Bagaimana
prosedur dalam pemilihan media pembelajaran ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Menjelaskan
tentang dasar pertimbangan pemilihan media pembelajaran
2.
Menjelaskan
tentang kriteria dalam pemilihan media pembelajaran
3.
Menjelaskan
tentang prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran
4.
Menjelaskan
tentang prosedur dalam pemilihan media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran
1.
Alasan
Teoritis
Alasan pokok
pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari atas konsep pembelajaran
sebagai sebuah system yang didalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri
atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Jika kita
lihat dari prosedur pengembangan desain instruksional maka diawali dengan
perumusan tujuan instruksional khusus sebagai pengembangan dari tujuan umum,
kemudian dilanjutkan dengan menentukan materi pembelajaran yang menunjang
ketercapaian tujuan pembelajaran serta menentukan strategi pembelajaran yang
tepat. Upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran ditunjang oleh media yang
sesuai dengan materi, strategi yang digunakan , dan karakteristik siswa. Untuk
mengetahui hasil belajar, maka selanjutnya guru menetukan evaluasi yang tepat,
sesuai tujuan dan materi.
Penyebab
rendahnya hasil belajar dapat meninjau ketepatan seluruh komponen diantaranya:
mungkin keberhasilan ini disebabkan karena rumusan tujuan tidak sesuai dengan
row input dan kemampuan awal siswa “entery behavior level” siswa, bisa jadi
tujuan yang ditetapkan tidak sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dalam kata
lain terlalu tinggi. Penyebab yang lain bisa dari materi kurang sesuai dengan
tujuan, terlalu kompleks, terlalu sulit sehingga tidak dikuasai sepenuhnya oleh siswa.
Strategi bias jadi tidak tepat, membuat siswa tidak aktif, menjenuhkan,
membosankan, tidak merangsang siswa untuk aktif sehingga berpengaruh terhadap
hasil belajarnya. Jika media dan strategi sudah tepat, maka perlu diuji
evaluasi yang digunakan apakah sudah tepat baik bentuknya, jenis, instrument
evaluasi dan prosedur evaluasinya. Dengan demikian pemilihan media penting
artinya dan ini menjadi alasan teoritis mendasar dalam pemilihan media.
Pentingnya
pemilihan media dengan melihat kedudukan media dalam pembelajaran yang
dikemukakan oleh Gerlach dan Elly (Rudi Susilana 2011:63), sebagai berikut:
Prosedur
pengembangan pembelajaran menurut Gerlach dan Elly dengan menggunakan
pendekatan system dapat dijelaskan bahwa perumusan tujuan instruksional
merupakan langkah pertama dalam merencanakan pembelajaran sebagai rumusan
tingkah laku yang harus dimiliki oleh siswa setelah selesai mengikuti
pembelajaran. Langkah kedua adalah merinci materi pembelajaran yang diharapkan
dapat menunjang pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Perlu juga dilakukan
tes “entering behavoiur level” yaitu untuk mengetahui kemampuan awal yang
dimiliki siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagai dasar untuk
menentukan dari mana guru harus mengawali pembelajaran. Tujuan, isi dan entery
behavior level menjadi dasar untuk menetapkan komponen pembelajaran yang
lainnya, yaitu: menentukan strategi yang harus sesuai dengan karakteristik
tujuan maupun materi yang diberikan juga termasuk mengatur dan mengelompokan
siswa. Menentukan media yang cocok digunakan dalam pembelajaran disesuaikan
dengan tujuan, strategi, waktu yang tersedia, dan fasilitas pendukung lainnya.
Secara teoritis menjadi dasar alasan mengapa kita perlu melakukan pemilihan
terhadap media, agar memiliki kesesuaian dengan tujuan (specification of
objective), kesesuaian dengan isi (specification of content), strategi
pembelajaran (deternamination of strategy), dan waktu yang tersedia (allocation
of time).
2.
Alasan
Praktis
a.
Demonstration
Media berfungsi
sabagai alat peraga pembelajaran, misalnya seorang dosen sedang menerangkan
teknik mengoperasikan Overhead Projector (OHP), pada saat menjelaskannya
menggunakan alat peraga berupa OHP, dengan cara mendemonstrasikan dosen tersebut
menjelaskan, menunjukan dan memperlihatkan cara-cara mengoperasikan OHP. Contoh
lain, seorang guru Biologi akan membelajarkan siswa tentang bentuk dan struktur
sel dengan menggunakan Mikroskop, maka sebelum pratikum dimulai, sebelum siswa
meletakan objek pada mikroskop untuk diamati maka guru tersebut menunjukan cara
kerja Mikroskop sesuai dengan prosedur yang benar, ini akan memperlancar proses
balajar dan menghindari resiko kerusakan pada alat pratikum yang digunakan.
Beberapa alasan tersebut sering melandasi pengguna dalam menggunakan media
yaitu bertujuan untuk mendemonstrasikan atau memperagakan sesuatu.
b.
Familiarity
Pengguna media
pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena
sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media
tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan untuk mempelajarinya
membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga secara terus menerus ia
menggunakan media yang sama. Misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan
media Over Head Projector (OHP) dan Over Head Transparancy (OHT). Media yang
baik adalah bersifat konstektual sesuai dengan realitas kebutuhan belajar yang
dihadapi siswa. Media OHP lebih tepat untuk mengajarkan konsep dan aspek-aspek
kognitif, dapat digunakan dalam jumlah siswa maksimal 50 orang dengan ruangan
yang tidak terlalu besar dan siswa cenderung pasif tidak dapat melibatkan
secara optimal potensi mental, emosiaonal dan motor skill, karena control
pembalajaran ada pada guru. OHP kurang tepat untuk mengajarakan keterampilan
yang menuntut demonstrasi, praktek langsung yang lebih membuat siswa aktif
secara fisik dan mental. Alasan familiarity tidak selamanya tepat , jika tidak
memperhatikan tujuannya.
c.
Clarity
Mengapa guru
menggunakan media adalah untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan
memberikan penjelasan yang lebih konkrit. Pada praktek pembelajaran, masih
banyak guru tidak menggunkan media atau tanpa media, metode yang digunakan
dengan ceramah (ekspository), cara seperti ini memang tidak merepotkan guru
untuk menyiapkan media, cukup dengan menguasai materi, maka pembelajaran dapat
berlangsung. Namun cara pembelajaran seperti ini cenderung akan mengakibatkan
verbalitas, yaitu pesan yang disampaikan guru tidak sama dengan persepsi siswa.
Disinilah banyak pengguna media, memiliki alasan bahwa menggunakan media adalah
unutuk membuat informasi lebih jelas dan konkrit sesuai kenyataanya.
d.
Active
Learning
Salah satu
aspek yang harus diupayakan oleh guru dalam pembelajaran adalah siswa harus
berperan secara aktif baik secara fisik, mental, dan emosional. Seperti
pendapat Lesle J. Briggs (1979) menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai
“the physical means of conveying instructional book, films, videotapes, etc.
lebih jauh Briggs menyatakan media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi
peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sedangkan mengenai efektifitas
media, Brown (1970) dengan cara menggaris bawahi bahwa media yang digunakan
guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas program belajar
mengajar. Contoh dilihat pada pelatihan Emotional Spiritual Question (ESQ),
salah satu tujuan pelatihan ini adalah menumbuhkan seoptimal mungkin motivasi
peserta untuk berbuat positif dengan spirit yang besar dan optiomalisasi
potensi individu, diantaranya dengan cara mengkaji proses dan kejadian serta
fenomena alam (ayat qauniyyah), untuk mewujudkan tujuan ini digunakan banyak
visualisasi (media video) untuk memperlihatkan tayangan-tayangan yang mampu
meningkatkan motivasi peserta, dan hasilnya secara empirik terbukti mampu
meningkatkan motivasi peserta.
B.
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
1.
Kriteria
Umum
Secara
singkat dapat dikatakan bahwa dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah
dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran. Mc. M. Connel
(1974) dengan tegas mengatakan “if the medium fits use it” artinya jika media
sesuai gunakanlah. Diperlukan analisis terhadap factor-faktor yang mempengaruhi
kesesuaian media, diantaranya : tujuan pembelajaran, materi pembalajaran,
karakteristik siswa,teori pembelajaran, modalitas belajar siswa (auditif,
visual dan kinestetik), lingkungan, ketersediaan fasilitas pendukung, dan
lain-lain. Secara teoritik setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang
akan memberikan pengaruh terhadap afektifitas program pembelajaran.
a. Kesesuaian dengan Tujuan (instructionagoals). Perlu
di kaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai
dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian Tujuan
Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) ini bisa dianalisis media apa yang cocok
guna mencapai tujuan tersebut.
b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran (instructional
content), yaitu bahan atau kajian apa
yang akan diajarkan pada program pembelajaran
tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok
bahasan tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang harus
dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang
sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.
c. Kesesuaian dengan Karakteristik Pebelajar
atau siswa. Dalam hal ini media haruslah familiar dengan
karakteristik siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat
dan cirri media yang akan digunakan. Hal lainnya
karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif
(kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari siswa terhadap media yang akan
digunakan. Terdapat media yang cocok untuk
sekelompok siswa, namun tidak cocok untuk
siswa yang lain.
d. Kesesuaian dengan teori.Pemilihan media
harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media
yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu media yang dianggap
paling disukai dan paing bagus, namun didasarkan atas teori yang di angkat dari
penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya.
e. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa.
Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa
belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa.
f. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas
pendukung, dan waktu yang tersedia. Bagaimana
bagusnya sebuah media, apabila tidak didukung oleh fasilitas dan waktu yang
tersedia, maka kurang efektif. Misalnya guru IPA merencanakan untuk mengadakan
pembelajaran dengan memanfaatkan TV Edu, tentu saja guru tersebut harus
mengalokasikan waktu yang tepat sesuai dengan jam tayang dalam TV edu
tersebut.
2. Kriteria Khusus
Sejumlah
kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat menurut
Erickson (Hidayat:2011) dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu
akronim dari; access, cost, technology, interactivity, organization, dan
novelty.
a. Acces
Media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat
dimanfaatkan siswa
b. Cost
Media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya
dapat dijangkau.
c. Technology
Media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia
dan mudah menggunakannya.
d. Interactivity
Media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi
dua arah atau interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara
fisik, intelektual dan mental.
e. Organization
Dalam memilih media pembelajaran tersebut, secara
organisatoris mendapatkan dukungan dari pimpinan sekolah (ada unit organisasi
seperti pusat sumber belajar yang mengelola).
f. Novelty
Media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan,
sehingga memiliki daya tarik bagi siswa yang belajar.
C.
Prinsip-Prinsip dalam Pemillihan Media Pembelajaran
Dari segi teori
belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat
pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:
1. Motivasi. Harus ada
kebutuhan, minat atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta
perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Lagi pula pengalaman yang
akan dialami siswa harus relevan dengan dan bermakna baginya. Oleh karena itu,
perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi
yang terkandung dalam media pembelajaran tersebut.
2. Perbedaan
individual. Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda.
Faktor-faktor seperti, kemampuan intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadian,
dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar.
Tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus berdasarkan tingkat
pemahaman.
3. Tujua pembelajaran.
Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media
pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar.
Di samping itu pernyataan mengenai tujuan belajar yang ingin dicapai dapat
menolong perancang dan penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan menentukan
bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media
pembelajaran.
4. Organisasi isi.
Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik
yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urutan-urutan yang
bermakna. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran yang
secara logis disusun dan diurut-urutkan secara teratur. Di samping itu,
tingkatan materi yang akan disajikan ditetapkan berdasarkan kompleksitas dan
tingkat kesulitan itu materi. Dengan cara seperti ini dalam pengembangan dan
penggunaan media, siswa dapat dibantu untuk secara lebih baik mensintesis dan
memadukan pengetahuan yang akan dipelajari.
5. Persiapan sebelum
belajar. Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau
memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan
persyaratan untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika
merancang materi pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat
persiapan siswa.
6. Emosi.
Pembelajaran yang melibat emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat
berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk
menghasilkan respons emosiaonal seperti takut, cemas, empati, cinta kasih, dan
kesenangan. Oleh karena itu, perhatian khusus harus ditujukan kepada
elemen-elemen rancangan media jika hasil yang diinginkan berkaitan dengan
pengetahuan dan sikap.
7. Partsipasi. Agar
pembelajaran berlangsug dengan baik seorang siswa harus menginternalisasi
informasi, tridak sekedar diberitahu kepadanya. Oleh sebab itu, belajar
memerlukan kegiatan. Partisipasi aktif oleh siswa jauh lebih baik daripada
mendengarkan dan menonton secara pasif. Partisipasi artinya kegiatan mental
atau fisik yang terjadi di sela-sela penyajian materi pelajaran. Dengan
partisipasi kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan
mengingat materi pelajaran itu.
8. Umpan balik. Hasil
belajar dapat meningkat apabial belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar,
pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu
akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.
9. Penguatan
(reinforcement). Apabila siswa berhasil belajarnya, ia didorong untuk terus
belajar. Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat
membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku di
masa-masa yang akan datang.
10. Latiahan dan
pengulangan. Sesuatau hal baru jarang sekali dapat dipelajari secara efektif
hanya dengan sekali jala. Agar sesuatu pengetahuan atau keterampilan dapat
menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah
pengetahuan atau keterampilan itu sering diulangi da dilatihdalam berbagai
konteks. Dengan demikian ia dapat tinggal dalam ingatan jangka panjang.
11. Penerapan. Hasil
belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk
menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Tanpa
dapat melakukan ini, pemahaman sempurna belum dapat dikatakan dikuasai. Siswa
mesti telah pernah dibantu untuk mengenali atau menemukan generalisasi (konsep,
prinsip, atau kaidah) yang berkaitan dengan tugas. Kemudian siswa diberi
kesempatan untuk bernalar dan memutuskan dengan menerapkan generalisasi atau
prosedur terhadap berbagai masalah atau tugas baru.
D.
Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut, Henich dan kawan-kawan
(Arsyad Azhar, 2010:67) megajukan model perencanaan penggunaan media yang
efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. (ASSURE adalah singkatan dariAnalyze
learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize,
Require learner response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan
utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
1.
Analisis
Learner Characteristics
Tahap pertama
adalah melakukan analisis terhadap karakteristik siswa. Secaragaris besar
karakteristik siswa terbagi dua, yaitu
karakteristik umum dan khusus.
2.
State
Objectives
Langkah
selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
Diharapkan tercapai. Pengkajian
terhadap tujuan atau kompetensi ini akan di jadikan pijakan untuk
prosedur selanjutnya.
3.
Select,
Modify or Design materials.
Selanjutnya adalah kegiatan memilih media, memodifikasi
media yang sudah ada atau merancang
sesuai kebutuhan.Langkah ini dilakukan sesuai dengan langkah dua di atas yaitu penentuan
tujuan/kompetensi.
4.
Utilitize
Materialas
Setelah media
tersebut dipilih mana yang sesuai dengan
karakteristik siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran lalu langkah selanjutnya
digunakan dalam pembelajaran menggunakan media dalam pembelajaran perlu
diperhatikan langkah-langkah menggunakannya.
5.
Require
Learner respose
Selanjutnya
perlu diamati bagaimana respon siswa
terhadap penggunaan media tersebut.
6.
Evaluate
Tahap
akhir dalam pemilihan
media model ASSURE adalah
melakukan evaluasi. Evaluasi pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat
suatu keputusan tentang nilai suatu
objek.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Dasar
pertimbangan pemilihan media pembelajaran didasarkan pada dua alasan, yaitu :
alasan teoritis dan alasan praktis.
2.
Kriteria
dalam pemilihan media pembelajaran dikategorikan menjadi dua, yaitu :
a.
Umum
Secara
umum dapat dikatakan bahwa dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah
dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran.
b.
Khusus
Acces,
cost,technology,interactivity.organization,novelty.
3.
Prinsip
dalam pemilihan media pembelajaran adalah ; motivasi, perbedaan individu, ujuan
pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum mengajar, emosi, pertisipasi,
umpan balik, ppenguatan, latihan dan penerapan.
4.
Prosedur
dalam pemilihan media pembelajaran ; Analyze
learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize,
Require learner response, and Evaluate).
B.
Saran
Diharapkan setelah mengkaji makalah ini mahasiswa dapat memahami
dengan betul mengenai dasar pertimbangan pemilihan media pembelajaran sehingga
dapat melakukan pemilihan media pembelajaran secara efektif dan efisien.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNew Slot Machines For The Planet Hollywood Casino
BalasHapusA new slot 제주도 출장안마 machine will soon have the potential to open up for grabs by 경주 출장안마 Hollywood Casino and Casinos on 하남 출장마사지 their site in the US. 대전광역 출장안마 The 전라북도 출장마사지 new slot machines are