Riwayat Hidup dan Pemikiran Karl Marx
KARL MARX
Biografi dan Pemikirannya
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Filsafat Umum
Dosen : Abdul Malik S. Ag, M.MPd

Disusun Oleh:
Andi Mulyadi
Ani Muthaharah
Hani Hanifah
Ila Syakila
Maulana Panji
Saepudin
Siti Halimah
Siti Sarah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI
Jln. Lio Balandongan 74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang Kota Sukabumi
(43111)
2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Karl Marx, nama
yang mengguncang dunia Barat kala itu, merupakan seorang tokoh revolusioner
yang menggagas paham komunisme. Dalam buku yang di tulis Michael Hart yang
berjudul “The 100, a Ranking of the Most Influential Persons in History “,Karl
Marx ditempatkan di posisi ke-11 sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh
dalam sejarah di dunia. Posisi ini merupakan posisi yang lebih tinggi daripada
filsuf-filsuf klasik lainnya seperti Plato, Aristoteles,Anaximander, dan
sebagainya. Hal ini menunjukan besarnya pengaruh paham-paham yang digagas Karl
Marx untuk revolusi dunia. Seperti halnya
Stalin,Lenin,dam Mao-Tse-Tsung merupakan politikus dunia yang banyak
terinspirasi oleh tulisan-tulisan Karl Marx sehingga tergugah mendirikan negara
yang berideologi komunis.
Karya tulisan
Karl Marx yang merumuskan dasar teoritis komunisme memiliki arti penting dalam
sejarah untuk jangka waktu yang panjang.sejak tumbuhnya komunismme sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari sejarah masa kini, terasa sedikit sulit
menentukan dengan cermat perspektif masa depannya.kendati tak seorang pun sanggup
memastikan seberapa jaunh komunisme bisa berkembang dan berapa lam ideologi ini
bisa bertahan, yang sudah pasti dia merupakan ideologi kuat dan tangguh seerta
berakar kuat menghujam beberapa abad mendatang.
Pada saat
ini,sekitar seabad kematian Marx,jumlah manusia yang sedikitnya yang terpengaruh
oleh Marxisme mencapai angka 1,3 milyar banyaknya. Jumlah penganut ini lebih
besar dari penganut ideologi manapun sepanjang sepanjang sejarah manusia. Bukan
sekedar jumlahnya yang mutlak,melainkan juga sebagai kelompok dari keseluruhan
penduduk dunia. Hal ini mengakibatkan kaum komunis, dan juga sebagian yang
bukan komunis, percaya bahwa di masa depan Marxisme akan merebut kemenangan di seluruh dunia.
Namun, sukar untuk memantapkan kebenaran nya dengan keayakinan yang tak
tergoyah. Telah banyak contoh-contoh ideologi yang tampaknya punya pengaruh
penting pada jamannya tetapi pada akhirnya melayu dan sirna.
Makalah ini bertujuan
untuk memaparkan tentang riwayat hidup, karya-karya serta pemikiran Karl
Marx untuk diambil pelajarannya dari
seorang filsuf yang berpengaruh di
dunia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
riwayat hidup Karl Marx ?
2.
Apa
pemikiran-pemikiran Karl Marx ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Menjelaskan
tentang riwayat hidup Karl Marx
2.
Menjelaskan
tentang pemikiran Karl Marx
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Riwayat Hidup Karl Marx
Karl Heinrich Marx, lahir di Trier – Jerman, 5 Mei 1818 dan
meninggal di London, 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun. Ia lahir setelah perang
Napoleon, dan setahun setelah David Ricardo meluncurkan bukunya “The
Principles of Political Economy”. Ia merupakan pendiri Ideologi komunis
yang sekaligus merupakan seorang teoritikus besar kapitalisme. Bukan hanya
sekedar ekonom, namun Ia juga seorang filsuf, sosiolog, politikus dan seorang
revolusionir dengan berbagai ide – idenya yang menginspirasi pemikir – pemikir
lainnya. Ia termasuk dalam kategoris aliran klasik, selain August Comte,
Durkheim, Weber, Simmel, Spencer, dll. Ia merupakan pelopor utama gagasan
"sosialisme ilmiah".
Karl Marx berasal dari keluarga progresif Yahudi. Keluarganya
merupakan keluarga borjuis dan berpendidikan. Ayahnya bernama Herschel,
seorang ahli hukum dan keturunan para rabi, walaupun begitu ayahnya kemudian
meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama resmi Prusia, yaitu Protestan
aliran Lutheran yang relatif liberal untuk menjadi pengacara. Herschel pun
mengganti namanya menjadi Heinrich. Keluarganya amat liberal dan rumahnya
sering dikunjungi oleh cendekiawan dan artis pada masa – masa awal Karl Marx.
Pemikiran Karl Marx merupakan adopsi antara filsafat Hegel, French,
dan tentunya pemikiran dari David Ricardo (Pemikir teori ekonom klasik).
Analisanya tentang kapitalisme merupakan aplikasi dari teori yang dikembangkan
oleh G.W.F Hegel, dimana teorinya berpendapat jika,”Sejarah berproses
melalui serangkaian situasi dimana sebuah ide yang diterima akan eksis, tesis.
Namun segea akan berkontradiksi dengan oposisinya, antitesis. Yang kemudian
melahirkanlah antitesis, kejadian ini akan terus berulang, sehingga konflik –
konflik tersebut akan meniadakan segala hal yang berproses menjdai lebih
baik.”.
Walaupun Karl Marx menulis tentang banyak hal semasa hidupnya, Ia
paling terkenal atas analisisnya terhadap sejarah, terutama mengenai
pertentangan kelas, yang dapat diringkas sebagai "Sejarah dari berbagai
masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah pertentangan
kelas", sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka dari bukunya “The
Comunist Manifesto” (1848).
Mengenai pendidikannya, Karl Marx menjalani sekolah di rumah sampai
Ia berumur 13 tahun. Setelah lulus dari Gymnasium Trier, Ia melanjutkan
pendidikannya di Universitas Bonn jurusan hukum pada tahun 1835. Pada usianya
yang ke – 17, dimana Ia bergabung dengan klub minuman keras Trier Tavern yang
mengakibatkan Ia mendapat nilai yang buruk. Ia tertarik untuk belajar
kesastraan dan filosofi, namun ayahnya tidak menyetujuinya karena Ia tak
percaya bahwa anaknya akan berhasil memotivasi dirinya sendiri untuk
mendapatkan gelar sarjana.
Pada tahun berikutnya, ayahnya memaksa Karl Marx untuk pindah ke
universitas yang lebih baik, yaitu Friedrich Wilhelms Universität di Berlin.
Pada saat itu, Ia lebih berminat ke ilmu filsafat. Ia begitu terkesima dengan
filsafat seorang filusuf yang bernama Georg Wilhelm Friedrich Hegel, dimana
ketika itu arus besar pengikut pandangan Hegel begitu meluas. Padangan Hegel
yang terkenal Idealistik, dimana dia percaya bahwa kekuatan yang mendorong
perubahan sejarah adalah munculnya ide-ide di mana roh akal budi menjadi lebih
lengkap manifestasinya. Marx menulis banyak puisi dan esai tentang kehidupan,
menggunakan bahasa teologi yang diwarisi dari ayahnya seperti ‘The Deity’ namun
Ia juga menerapkan filosofi atheis dari Pemuda Hegelian yang terkenal di Berlin
pada saat itu.
Pada saat itu Karl Marx juga bergabung ke lingkaran mahasiswa
dan dosen muda yang dikenal sebagai Pemuda Hegelian. Sebagian dari mereka, yang
disebut juga sebagai Hegelian – kiri, menggunakan metode dialektika yang
dipisahkan dari isi teologisnya, sebagai alat yang ampuh untuk melakukan kritik
terhadap politik dan agama mapan saat itu. Dialektika menurut Hegel adalah dua
hal yang dipertentangkan lalu didamaikan, atau biasa dikenal dengan tesis
(pengiyaan), antitesis (pengingkaran)dan sintesis (kesatuan kontradiksi).
Tetapi sebagai penganut Hegel, Marx adalah penganut yang kritis yang
mengembangkan posisi teoritis dan filosofisnya. Tetapi Ia tetap sepakat dengan
bentuk analisa dialektik-nya Hegel. Ia sebenarnya ingin berkarir di dunia
akademis, tetapi karena sponsornya dipecat karena pandangan-pandangan kiri dan
anti agama, maka tertutuplah pintu masuk Marx untuk ke dunia akademis.
Pada tahun 1841, Karl Marx mendapat gelar doktor filsafatnya (Ph.
D) dari Universitas Berlin, sekolah yang dulu sangat dipengaruhi Hegel dan para
Hegelian Muda, yang suportif namun kritis terhadap guru mereka. Tesisnya
berjudul “The Difference Between the Democritean and Epicurean Philosophy of
Nature”. Namun, Ia harus menyerahkan disertasinya ke Universitas Jena
karena Ia menyadari bahwa status nya sebagai Pemuda Hegelian radikal akan
diterima dengan kesan buruk di Berlin. Disertasi doktoralnya hanyalah satu
risalah filosofis yang hambar, namun hal ini mengantisipasi banyak gagasannya
kemudian. Ia mempunyai keponakan yang bernama Azariel, Hans, dan Gerald yang
sangat membantunya dalam semua teori yang telah ia ciptakan.
Berbicara menngenai karir dan kehidupannya , setelah Karl Marx
menyelesaikan gelar Ph. D dalam filsafat pada tahun 1841 di Universitas Bonn –
Berlin dan Universitas Jena, Ia terjun ke dunia media jurnalistik dan hanya
dalam kurun waktu sepuluh bulan bekerja, Ia mampu menjadi redaktur / pemimpin
redaksi sebuah surat kabar radikal – liberal yang bernama “Rheinische
Zeitung” di Cologne. Tapi, pandangan politiknya yang radikal menyeretnya ke
dalam rupa – rupa kesulitan. Dan akhirnya koran ini ditutup sepuluh bulan kemudian
oleh pemerintah.
Karl Marx menikah pada tahun 1843 dan segera terpaksa meninggalkan
Jerman untuk mencari atmosfir yang lebih liberal di Paris. Disana ia terus
menganut gagasan Hegel dan para pendukungnya, namun ia juga mendalami dua
gagasan baru yaitu sosialisme Perancis dan ekonomi politik Inggris. Inilah cara
uniknya mengawinkan Hegelianisme, sosialisme, dengan ekonomi politik yang
membangun orientasi intelektualitasnya. Paris pada masa itu merupakan suatu
pusat liberalisme dan radikalisme sosial serta intelektual penting di Eropa. Ia
berkenalan dengan pemikir-pemikir penting dalam pemikiran sosialis dan
tokoh-tokoh revolusioner seperti St. Simon. Blanqui, dll.
Di Paris, Marx bertemu dengan Friedrich Engels sahabat sepanjang
hayatnya,penopang finansialnya dan kolaboratornya. Mereka berkarya mengenai
interpretasi komprehensif tentang perubahan dan perkembangan sejarah sebagai
alternatif terhadap interpretasi Hegel mengenai sejarah, yang terkenal dengan
The German Ideology. Engels adalah anak seorang pemilik pabrik tekstil, dan
menjadi seorang sosialis yang bersifat kritis terhadap kondisi yang dihadapi
oleh para kelas pekerja.
Kendati Karl Marx dan Friedrich Engels memiliki kesamaan orientasi
teoritis, ada banyak perbedaan di antara kedua orang ini. Marx cenderung lebih
teoritis, intelektual berantakan, dan sangat berorientasi pada keluarga. Engels
adalah pemikir praktis, seorang pengusaha yang rapi dan cermat, serta orang
yang sangat tidak percaya pada institusi keluarga. Banyak kesaksian Marx atas
nestapa kelas pekerja berasal dari paparan Engels dan gagasan-gagasannya. Di
tengah-tengah perbedaan tersebut, Marx dan Engels membangun persekutuan kuat
tempat mereka berkolabirasi menulis sejumlah buku dan artikel serta bekerja
sama dalam organisasi radikal, dan bahkan Engels menopang Marx sepanjang
hidupnya sehingga Marx mengabdikan diri untuk petualang politik dan
intelektualnya. Kendati mereka berasosiasi begitu kuat dengan nama Marx dan
Engels, Engels menjelaskan bahwa dirinya partner junior Marx.
Pada tahun 1844, Friedrich Engels dan Karl Marx berbincang lama
disalah satu kafe terkenal di Perancis dan ini mendasari pertalian seumur hidup
keduanya. Dalam percakapan itu Engels mengatakan, "Persetujuan penuh
kita atas arena teoritis telah menjadi gamblang...dan kerja sama kita berawal
dari sini." Tahun berikutnya, Engels mepublikasikan satu karya
penting, “The Condition of the Working Class in England”. Selama masa
itu Marx menulis sejumlah karya rumit (banyak di antaranya tidak dipublikasikan
sepanjang hayatnya), termasuk “The Holy Family” dan “The German Ideology”
(keduanya ditulis bersama dengan Engels), namun ia pun menulis “The Economic
and Philosophic Manuscripts of 1844”, yang memayungi perhatiannya yang semakin
meningkat terhadap ranah ekonomi.
Karena beberapa tulisannya dianggap meresahkan, Pemerintah Perancis
pada akhirnya mengusir Karl Marx pada tahun 1845, dan Ia pindah ke Brussel. Di
kota inilah, pada tahun 1847 Ia pertama kali menerbitkan buah pikirannya yang
penting dan besar “The Poverty of Philosophy” (Kemiskinan Filsafat).
Radikalismenya tumbuh, dan Ia menjadi anggota aktif gerakan revolusioner
internasional. Ia juga bergabung dengan liga komunis dan diminta menulis satu
dokumen yang memaparkan tujuan dan kepercayaannya. Hasilnya adalah sebuah
tulisan bersama sahabatnya Friederich Engels yang berjudul “The Communist
Manifesto” yang terbit pada tahun 1848, satu karyanya yang ditandai dengan
kumandang slogan politik. Buku itu berisi tentang daftar singkat karakter
alamiah komunis. Dimana suprastruktur yang berfungsi untuk menjaga relasi
produksi yang dipengaruhi oleh historis (seni, literatur, musik, filsafat,
hukum, agama, dan bentuk budaya lai yang diterima oleh masyarakat).
Pada tahun itu juga Karl Marx kembali ke Cologne untuk kemudian diusir
lagi dari sana hanya selang beberapa bulan. Sehabis terusir sana terusir sini,
akhirnya Ia menyeberang Selat Canal dan pada tahun 1849 Marx pindah ke London.
Karena kegagalan revolusi politiknya pada tahun 1848, ia mulai menarik diri
dari aktivitas revolusioner lalu beralih ke penelitian yang lebih serius dan
terperinci tentang bekerjanya sistem kapitalis.
Meskipun pada saat itu, Ia hanya memiliki sedikit uang berkat
pekerjaannya dalam bidang jurnalistik, Karl Marx menghabiskan sejumlah besar
waktunya di London melakukan penyelidikan dan menulis buku-buku tentang politik
dan ekonomi. Pada saat itu Ia dan keluarganya dapat bantuan ongkos hidup dari
Friederich Engels sahabatnya.
Pada tahun 1852, Karl Marx memulai studi terkenalnya tentang
kondisi kerja dalam kapitalisme di British Museum. Studi – studi ini akhirnya
menghasilkan tiga jilid buku yang berjudul “Das Capital”, isinya kurang
lebih tentang bagaimana ekonomi sosial atau komunis diorganisasikan. Jilid
pertamanya Ia susun bersama sahabatnya Friederich Engels terbit pada tahun
1867; dua jilid lainnya terbit setelah Ia meninggal yang disusun dan
diterbitkan oleh Engels berpegang pada catatan – catatan dan naskah yang
ditinggalkan oleh Marx. Selama tahun – tahun itu, Marx hidup miskin dan
hampir tidak mampu bertahan hidup dengan sedikitnya pendapatan dari tulisan –
tulisannya dan dari bantuan Engels.
Pada tahun 1864, Karl Marx terlibat dalam aktivitas politik dengan
bergabung dengan gerakan pekerja Internasional. Ia segera mengemuka dalam
gerakan ini dan menghabiskan selama beberapa tahun di dalamnya. Namun
disintegrasi yang terjadi di dalam gerakan ini pada tahun 1876, gagalnya
sejumlah gerakan revolusioner, dan penyakit yang dideritanya menandai akhir
kariernya. Istrinya meninggal pada tahun 1881, anak perempuannya meninggal pada
tahun 1882, dan Marx sendiri meninggal pada tanggal 14 Maret 1883.
Dalam hidupnya, Karl Marx terkenal sebagai orang yang sukar
dimengerti. Ide – idenya mulai menunjukkan pengaruh yang besar dalam
perkembangan pekerja segera setelah Ia meninggal. Pengaruh ini berkembang
karena didorong oleh kemenangan dari Marxist Bolsheviks dalam Revolusi Oktober
Rusia. Ide Marxisme baru mulai mendunia pada abad ke-20.
B.
Pemikiran-Pemikiran Karl Marx
1.
Materialisme dialektika historis
Materialisme dialektika historis (MDH) adalah sebuah aliran
filasafat. MDH adalah serangkaian nilai filsafat, pandangan hidup, dan cara
berpikir yang diciptakan oleh Marx yang berkolaborasi dengan Engels dalam
meramu filsafat Hegel yang dialektiks-idealis dan filsafat Feuerbach yang
materialis-idealis. Filsafat ini disebut materialisme dialektik karena
cara-caranya dalam mendekati, membaca, mempelajari dan memahami gejala-gejala
alam menggunakan pendekatan dialektis. Sementara disebut materialis
karena tafsiran mengenai gejala-gejala alam, pemahaman peristiwa, dan teorinya
berdasarkan landasan-landasan yang material.
Kata dialektika (dialectics) berasal dari Yunani, dialego,
yang berarti berbicara atau berdialog. Di jaman dulu, dielektika adalah salah
satu cara mencapai suatu kebenaran dengan cara mengkontradiksikan sebuah
pernyataan dengan pernyataan yang berlawanan. Dengan mengatasi dua pernyataan
yang berlawanan inilah sebuah kebenaran akan didapatkan. Dan cara berpikir
dialektis ini kemudian dikembangkan dalam upaya menganalisa gejala-gejala alam,
dengan cara pandang bahwa (a) alam selalu bergerak, (b) perkembangannya sebagai
sebuah hasil kontradiksi yang terjadi, dan (c) saling mempengaruhi satu gejala
dengan kejadian yang lain.
Prinsip metode berpikir dialiktika adalah sebagai berikut:
Pertama, segala sesuatu yang ada dan terjadi di dunia ini tidak
berdiri sendiri, ia berhubungan, saling bergantung, dan ditentukan oleh
faktor-faktor lainnya. Sesuatu tidak akan dapat dimengerti secara utuh dan
menyeluruh bila tidak dipahami juga hubungan-hubungannya dengan unsur-unsur dan
kondisi-kondisi lain di sekitanya. Artinya, untuk mengerti sebuah peristiwa
maka perlu dan harus mengerti pula apa-apa yang ada dan terjadi di sekitar
peristiwa tersebut.
Kedua, segala sesuatu selalu mengalami pergerakan dan perubahan
dalam perjalanan waktunya. Tidak ada sesuatu yang statis. Semuanya bergerak
dan berubah. Metode dialektika mengharuskan juga sebuah pemahaman tentang
pergerakan, perubahan, kelahiran dan kemusnahan sesuatu.
Ketiga, perubahan dan perkembangan yang terjadi melalui sebuah
proses perubahan kuantitatif yang akan beralih pada perubahan dan perkembangan
kualitatif. Dan perkembangan kualitatif ini bukanlah satu perkembangan yang
kebetulan terjadi namun sebagai sebuah keniscayaan dari prubahan-perubahan
kuantitatif. Kalau digambarkan dalam sebuah diagram, maka arah perkembangan
kualitatif adalah arah yang terus bergerak ke depan dan ke atas. Dan bukan
sebagai sebuah analogi roda yang berputar.
Keempat, dalam dirinya sendiri, setiap benda atau gejala alam
memiliki kontradiksi-kontradiksi yang saling bertentangan. Ada ion
positif ada negatif, ada yang sekarat ada yang terlahir, masa lalu—masa kini.
Dan kontradiksi inilah yang menjadi inti dan memacu adanya perkembangan
kuantitatif kepada perkembangan kualitatif. Dan sudah tentu tercapainya sebuah
perubahan dan perkembangan kualitatif merupakan sebuah hasil dari sebuah
perjuangan oleh pihak yang saling berkontradiksi.
Makanya, Lenin menyatakan bahwa dialektika merupakan studi tentang
kontradiksi di dalam hakikat benda-benda itu sendiri. Dan perkembangan adalah
perjuangan daripada pertentangan.
Kenapa kita perlu dan harus mempelajari sejarah? Karena kita harus
merubah dan hanya manusialah yang memiliki sejarah. Segala, mulai dari tubuh
kita sendiri hingga teknologi, yang
telah dicapai, dirasakan dan terjadi saat ini merupakan anak turunan dari masa
lalu yang berjalan dan berkembangan secara dialektis. Pengertian dan pemahaman
yang mendalam tentang sejarah masyarakat, maka akan dengan mudah kita akan
menyimpulkan bahwa revolusi sosial adalah sebuah keniscayaan sejarah. Sejarah
masyarakat berawal dari komune primitif, berubah menjadi jaman perbudakan,
dilanjutkan jaman feodalisme, digusur oleh jaman kapitalis, dan akan diakhiri
oleh jaman sosialisme. Inilah rentetan sejarah peradaban manusia seperti yang
digambarkan Marx. Di sinilah pentingnya pelibatan ilmu sejarah dalam
menyelesaikan kontradiksi-kontradiksi yang dialami oleh manusia.
Dalam
konsep materialisme ada beberapa poin penting;
Pertama, bahwa sifat
dari segala dunia dan isinya adalah material. Artinya tidak ada dan tidak
akan pernah ada yang namanya Nyai Roro Kidul dalam kamus metode berpikir ini.
Kedua, bukanlah
kesadaran manusia yang menentukan keadaanya, sebaliknya, kondisi materiallah
yang menetukan kesadaran manusia. Bukan Nyai Roro Kidul terlebih dahulu
yang masuk dalam pikiran kita, tetapi keganasan ombak samudra yang belum bisa
ditaklukkan dengan kapal tanker yang melahirkan mitos dan mimpi tantang ratu
itu. Jadi, kondisi materiallah yang menjadi bahan primer, kesadaran adalah
tahapan selanjutnya dalam kesadaran manusia.
Ketiga, bahwa
dunia dan hukum-hukum alamnya bisa diketahui berdasarkan kebenaran objektif.
Memang masih belum seluruhnya benda dan hukum-hukumnya disingkap, tetapi bukan
mustahil kita bisa mengurai matahari dengan ketetapan dan akurasi yang tinggi.
Penjelasan Marx
pada Materialistis tentang perubahan sejarah, diterapkan pada pola – pola
perubahan sejarah yang luas, penekanan materialistis ini berpusat pada
perubahan-perubahan cara atau teknik – teknik produksi materil sebagai sumber
utama perubahan sosial budaya. Dalam “The German Ideology” Marx
menunjukkan bahwa manusia menciptakan sejarahnya sendiri selama mereka berjuang
menghadapi lingkungan materilnya dan terlibat dalam hubungan-hubungan sosial
yang terbatas dalam proses – proses ini. Tetapi kemampuan manusia untuk membuat
sejarahnya sendiri, dibatasi oleh keadaan lingkungan materil dan sosial yang sudah
ada. Ketegangan – ketegangan yang khas dan kontradiksi – kontradiksi yang
menonjol akan berbeda – beda menurut tahap sejarahnya serta perkembangan
materil sosialnya. Tetapi dalam semua tahap, perjuangan individu dalam kelas –
kelas yang berbeda untuk menghadapi lingkungan materil dan sosialnya yang
khusus agar bisa tetap hidup dan memenuhi kebutuhan – kebutuhannya, merupakan
sumber utama perubahan untuk tahap berikutnya.
Marx
mengandaikan bahwa pemilikan daya – daya produksi masyarakat secara komunal dan
suatu distribusi yang lebih merata yang didasarkan pada kebutuhan manusia,
bukan kerakusan borjuis.
2.
Infrastruktur Ekonomi dan
Superstruktur Sosiobudaya
Marx berulang –
ulang menekankan ketergantungan politik pada struktur ekonomi, tipe analisa
yang sama berlaku untuk pendidikan , agama, keluarga, dan semua institusi
sosial lainnya. Sama halnya dengan kebudayaan suatu masyarakat, termasuk
standar – standar moralitasnya, kepercayaan – kepercayaan agama, sistem –
sistem filsafat, ideologi politik, dan pola – pola seni serta kreativitas
sastra juga mencerminkan pengalaman hidup yang riil dari orang-orang dalam
hubungan – hubungan ekonomi mereka. Hubungan antara infrastruktur ekonomi dan
superstruktur budaya dan struktur sosial yang dibangun atas dasar itu merupakan
akibat langsung yang wajar dari kedudukan materialisme historis. Adaptasi
manusia terhadap lingkungan materilnya selalu melalui hubungan – hubungan
ekonomi tertentu, dan hubungan – hubungan ini sedemikian meresapnya hingga
semua hubungan – hubungan sosial lainnya dan juga bentuk – bentuk kesadaran,
dibentuk oleh hubungan ekonomi itu.
Mengenai
determinisme ekonomi Marx tidak menjelaskan secara konsisten, sekalipun ekonomi
merupakan dasar seluruh sistem sosio budaya, institusi – institusi lain dapat
memperoleh otonomi dalam batas tertentu, dan malah memperlihatkan pengaruh
tertentu pada struktur ekonomi. Pada akhirnya struktur ekonomi itu tergantung
terhadapnya.
3.
Kegiatan dan Alienasi
Inti seluruh
teori Marx adalah proposisi bahwa kelangsungan hidup manusia serta pemenuhan
kebutuhannya tergantung pada kegiatan produktif di mana secara aktif orang
terlibat dalam mengubah lingkungan alamnya. Namun, kegiatan produktif itu
mempunyai akibat yang paradoks dan ironis, karena begitu individu mencurahkan
tenaga kreatifnya itu dalam kegiatan produktif , maka produk-produk kegiatan
ini memiliki sifat sebagai benda obyektif yang terlepas dari manusia yang
membuatnya.
Tentang
alienasi menurut Marx merupakan akibat dari hilangnya kontrol individu atas
kegiatan kreatifnya sendiri dan produksi yang dihasilkannya. Karl Marx percaya
dalam kapitalisme, terjadi keterasingan (alienasi) manusia dari dirinya
sendiri. Pekerjaan dialami sebagai suatu keharusan untuk sekedar bertahan hidup
dan tidak sebagai alat bagi manusia untuk mengembangkan kemampuan kreatifnya.
Alienasi melekat dalam setiap sistem pembagian kerja dan pemilikan pribadi,
tetapi bentuknya yang paling ekstrem ada di dalam kapitalisme, dimana mekanisme
pasar yang impersonal itu, menurunkan kodrat manusia menjadi komoditi, dilihat
sebagai satu pernyataan hukum alam dan kebebasan manusia. bentuk ekstrem
alienasi itu merupakan akibt dari perampasan produk buruh oleh majikan
kapitalisnya.
Marx menekankan
bahwa alienasi kelihatannya benar – benar tidak dapat dielakkan dalam pandangan
mengenai kodrat manusia yang paradoks. Di satu pihak manusia menuangkan potensi
manusiawinya yang kreatif dalam kegiatannya, dilain pihak, produk – produk
kegiatan kreatifnya itu menjadi benda yang berada di luar kontrol manusia yang
menciptakannya yang menghambat kreativitas mereka selanjutnya.
Bagi Marx
alienasi akan berakhir, bila manusia mampu untuk mengungkapkan secara utuh
dalam kegiatannya untuk mereka sendiri, sehingga ekspolitasi dan penindasan
tidak menjangkiti manusia lagi.
4.
Kelas
Sosial, Kesadaran Kelas, dan Perubahan social
Salah satu
kontradiksi yang paling mendalam dan luas yang melekat dalam setiap masyarakt
di mana ada pembagian kerja dan pemilikan pribadi adalah pertentangan antara
kepentingan – kepentingan materil dalam kelas – kelas sosial yang berbeda. Marx
memang bukan orang pertama yang menmukan konsep kelas, tapi menurut Marx
pembagian kelas dalam masyarakat adalah pembagian antara kelas – kelas yang berbeda,
faktor yang paling penting mempengaruhi gaya hidup dan kesadaran individu
adalah posisi kelas. Ketegangan konflik yang paling besar dalam masyarakat,
tersembunyi atau terbuka adalah yang terjadi antar kelas yang berbeda, dan
salah satu sumber perubahan sosial yang paling ampuh adalah muncul dari
kemenangan satu kelas lawan kelas lainnya.
Marx
beranggapan bahwa pemilikan atau kontrol atas alat produksi merupakan dasar
utama bagi kelas – kelas sosial dalam semua tipe masyarakat, dari masyarakat
yang primitif sampai pada kapitalisme modern.
Mengenai konsep
kelas Marx, mengidentifikasikan tiga kelas utama dalam masyarakat kapitalis,
yaitu buruh upahan, kapitalis, dan pemilik tanah. Kelas tersebut dibedakan
berdasarkan pendapatan pokok yakni upah, keuntungan, sewa tanah untuk masing -
masingnya. Selanjutnya Marx juga melakukan pembedaan antara dimensi obyektif
dan subyektif antara kepentingan kelas. Kesadaran kelas merupakan satu
kesadaran subyektif akan kepentingan kelas obyektif yang mereka miliki bersama orang
– orang lain dalam posisi yang serupa dalam sistem produksi. Konsep kepentingan
mengacu pada sumber – sumber materil yang aktual yang diperlukan kelas untuk
memenuhi kebutuhan atau keinginan individu. Kurangnya kesadaran penuh akan
kepentingan kelas sangat berhubungan dengan penerimaan yang berkembang untuk
mendukung kelas dominan dan struktur sosial yang ada. Pengaruh ideologi inilah
yang memunculkan kesadaran palsu.
Bila nanti
terjadi krisis ekonomi dalam sistem kapitalis, menurut Marx akan menjelaskan
bahwa kontradiksi – kontradiksi internal dalam kapitalisme akan mencapai puncak
gawatnya dan sudah tiba waktunya bagi kaum proletar untuk melancarkan suatu
revolusi yang berhasil.
5. Sosialisme-komunisme Karl Marx
Sosialisme adalah
sistem ekonomi dimana kontrol terhadap gerak perekonomian ada di tangan publik
(negara), masyarakat dibandingkan individu (pengusaha, pemilik modal).
Sebelumnya, kata sosialisme sudah ada jauh sebelum Karl Marx. Pemikiran
sosialisme yang dalam bentuk radikalnya menjadi komunisme digaungkan oleh Karl
Marx dalam buku magnum opusnya berjudul Das Capital. Perbedaan
antara sosialisme dan komunisme adalah sosialisme mencita-citakan sebuah
pemerintahan dan sistem ekonomi yang berkeadilan melalui proses evolusi,
sementara komunisme menempuh jalur revolusi. Kutipan Marx dari Die Heilige Familie, Bab VI, (1845) :
"Teori
komunisme dapat diringkas menjadi satu kalimat singkat: penghapusan kepemilikan
pribadi."
Karl Marx sangat benci dengan sistem perekonomian
liberal yang digagas oleh Adam Smith. Dari segi moral Marx melihat bahwa sistem
kapitalis mewarisi ketidakadilan dari dalam. Ketidakadilan ini akhirnya akan
membawa masyarakat kapitalis ke arah kondisi ekonomi dan social yang tidak bisa
dipertahankan, walaupun ada pengakuan bahwa sistem yang didasarkan pada
mekanisme pasar ini akan lebih efisien akan tetapi sistem ini tetap dikecam
sebab sistem liberal tidak perduli tentang masalah kepincangan dan kesenjangan
social.
Sistem upah besi yaitu kaum buruh dalam sistem
perekonomian liberal tidak akan pernah mampu mengangkat derajatnya lebih tinggi
karena pasar bebas telah mentakdirkannya demikian. Marx menganjurkan agar
sistem liberal yang menyebabkan kaum buruh menderita tersebut harus diperbaiki
atau diganti dengan sistem sosialis yang lebih berpihak pada golongan buruh.
Alasan mengapa sistem perekonomian liberal harus
diganti adalah karena sistem liberal cenderung menciptakan masyarakat berkelas
kelas yaitu kelas kapitalis yang kaya raya dan kelas buruh. Marx tidak
menginginkan bentuk masyarakat berkelas kelas seperti ini dan obat satu satunya
yang dapat dilakukan dalam usaha menciptakan masyarakat tanpa kelas dengan
memperjuangkan sistem sosialis/komunis.
Dari segi ekonomi Marx melihat bahwa akumulasi capital
di tangan kaum kapitalis memungkinkan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang
sangat tinggi akan tetapi pembangunan dalam sistem kapitalis sangat bias
terhadap pemilik modal. Untuk bias membangun secara nyata bagi seluruh lapisan
masyarakat perlu dilakukan perombakan structural melalui revolusi social.
Langkah berikutnya adalah penataan kembali hubungan produksi khususnya dalam
sistem kepemilikan tanah, alat alat produksi dan modal.
Marx meramal bahwa suatu masa sistem kapitalis akan
hancur. Menurutnya sistem kapitalis hancur bukan disebabkan oleh factor -
factor lain melainkan keberhasilannya sendiri. Sistem kapitalis mewarisis daya
self destruction suatu daya dari dalam yang akan memabwa kehancuran bagi sistem
perekonomian liberal itu sendiri.
Menurut Marx sejarah segala masyarakat yang ada hingga
sekarang pada hakikatnya adalah sejarah pertentangan kelas. Dizaman kuno ada
kaum bangsawan yang bebas dan budak terikat. Dizaman pertengahan ada tuan tanah
sebagai pemilik dan hamba sahaya yang menggarap tanah bukan kepunyaannya.
Marx meramal bahwa kaum proletar yang terdiri
dari para buruh akan bangkit melawan kesewenang-wenangan kaum pemilik modal dan
akan menghancurkan kelas yang berkuasa. Teori ini berasala dari teori nilai
lebih.
Menurut pandangan kaum klasik nilai suatu barang harus
sama dengan biaya - biaya untuk menghasilkan barang tersebut, yang didalamnya
sudah termasuk ongkos tenaga kerja berupa upah alami. Upah alami yang diterima
oleh para buruh hanya cukup sekedar penyambung hidup secara subsisten yaitu
untuk memenuhi kebutuhn yang pokok saja. Padahal nilai dari hasil kerja para
buruh jauh lebih besar dari jumlah yang diterima mereka sebagai upah alami.
Kelebihan nilai produktivitas kerja buruh atas upah alami inilah yang disebut
Marx sebagai nilai lebih yang dinikmati oleh para pemilik modal.
Menurut Marx nilai dari suatu komoditas ditentukan
oleh nilai labor yang secara langsung maupun tidak langsung dalam komoditas
plus laba. Secara umum Marx percaya bahwa nilai suatu barang umumnya sepadan
dengan input labor dan hanya labor langsung yang dapat menghasilkan laba.
Menurutnya nilai suatu komoditas adaah penjumlahan biaya labor langsung, biaya
labor tidak langsung dan laba.
Suatu hal yang membedakan labor dengan factor produksi
adalah bahwa majikan dapat memaksa pekerja menghasilkan nilai yang melebihi
nilai labor yang masuk dalam proses produksi. Nilai surplus adalah kelebihan
nilai produktivitas kerja atas upah alami yang diberikan pada buruh. Makin
rendah nilai upah yang diberikan pada buruh makin besar nilai surplus yang
dimiliki pemilik modal.
Menurut Marx ukuran eksploitasi terhadap kaum buruh
bisa diukur yaitu dengan membandingkan nilai surplus dengan upah yang
diberikan. Akumulasi modal akan semakin berhasil jika para kapitalis bisa
menindas para buruh sekeras kerasnya yaitu dengan memberikan tingkat upah yang
sangat rendah.
Marx memandang sebagai penyebab terjadinya konsentrasi
konsentrasi ekonomi atau monopoli. Kompetisi dinilai Marx mengandung suatu daya
yang kalau tidak diawasi akan menghancurkan sendi sendi kehidupan masyarakat.
Beberapa program yang dianjurkan Marx untuk dilakukan
setelah revolusi berhasil antara lain :
a. Penghapusan hak milik atas tanah
dan menggunakan semua bentuk sewa tanah untuk tujuan tujuan umum.
b. Program pajak pendapatan progresif.
c. Penghapusan semua bentuk hak pewarisan.
d. Pemusatan kredit di tangan negara.
e. Pemusatan alat alat komunikasi dan transportasi di
tangan negara.
f. Pengembangan pabrik pabrik dan alat alat produksi milik
negara.
Perbedaan fase sosialisme dan komunisme menurut Marx
yaitu:
a. Produktivitas.
b. Hakikat manusia sebagai produsen.
c. Pembagian pendapatan.
Dalam fase sosialisme produktivitas masih rendah dan
kebutuhan materi belum terpenuhi secara cukup sedangkan dalam fase komunisme
penuh produktivitas sudah tinggi sehingga semua kebutuhan materi sudah
diproduksi secara cukup dan perekonomian dapat memenuhi kebutuhan semua anggota
masyarakat secara berkelimpahan. Tentang hakikat manusia sebagai produsen dalam
fase sosialisme manusia belum cukup menyesuaikan diri sehingga menjadikan kerja
seagai hakikat dan masih mementingkan insentif materi untuk bekerja. Pada tahap
komunisme penuh kerja sudah menjadi hakikat di mana manusia bekerja dengan
penuh kegembiraan, sukacita dan semua pekerjaan dilakukan secara sukarela,
dengan efisien, tanpa terlalu mengharapkan insentif langsung seperti upah, yang
hanya merupakan produk sampingan dari kerja.
6. Pandangan karl Marx terhadap agama
Kutipan Karl Marx yang paling terkenal mengenai agama
adalah “Religion is the opium of the people” ( Agama adalah candu masyarakat ).
Semakin manusia “mengkonsumsi” agama, maka ia akan semakin gila, atau bahkan ia
sudah lebih gila sebelumnya. Itulah yang selama ini diungkapkan oleh Marx.
Manusia tidak mempedulikan perihal-perihal materi yang sudah tentu hadir dalam
kehidupan nyata. Manusia hanya terlena dengan khayalan-khayalan mereka tentang
agama dan kehidupan akhirat, hikmah-hikmah, dan mistik.
Agama, seperti candu, menghancurkan, menjerumuskan dan
merusak tatanan kehidupan manusia di muka bumi dengan janji-janji yang tidak
rasional. Orang-orang yang terpuruk di dunia nyata, misal dalam hal ekonomi
maupun kesejahteraan hidup lainnya, selalu melarika diri kepada agama. Mereka
mencari ketenangan dalam agama, seakan agama akan memberikan kesejahteraan dan
uang yang banyak, padahal tidak. Orang hanya akan semakin ketergantungan dengan
agama.
Teori Marx mengenai
agama sebagai alienasi ( keterasingan ) dan candu ini mengungkapkan bahwa penderitaan
manusia adalah tempat kehadiran Tuhan. Paham ini mendobrak paham manusia
tentang otonom iagama yang mengekang kebebasan diri dan menghindari agama serta
tetap dalam aturan diri sendiri sebagai fitrah manusia untuk berkiprah.
Agama hanya untuk diikuti,
tidak untuk diprotes. Manusia hanya boleh tunduk kepada agama, tidak boleh
membantah. Hal inilah yang menjadi keresahan Marx karena disini manusia tidak
dapat merealisasikan dirinya sendiri dalam kehidupan ini. Manusia terus
dikekang oleh agama, tetapi manusia selalu bergantung padanya sehingga
menimbulkan kekacauan, kehancuran, dan kerusakan tatanan kehidupan.
Agama sebagai candu
memiliki arti bahwa dalam agama manusia tidak menjadi diri sendiri, melainkan
ia menjadi objek Tuham. Manusia tidak mengobjektifkan diri sendiri dalam
kehidupan nyata ini.
Teori ini
dilatarbelakangi oleh prinsip-prinsip ekonomi dan politik yang dipertautkan
dengan agama. Teori ini juga mengindikasikan bahwa manusia tidak menjadi diri
sendiri, tidak mampu merealisasikan kehendak diri, dan tidak memiliki otonomi
terhadap diri. Manusia terasing dari diri sendiri disebabkan dogma-dogma agama.
Namun, manusia tetap selalu terlibat dalam agama berikut aspek-aspeknya. Teori
ini mengindikasikan bahwa manusia memproyeksikan dirinya kepada Tuhan, tetapi
tidak pernah melihat hakikat dirinya sendiri. Sehingga dalam hal ini, Marx
ingin menafikan agama dai kehidupan manusia.
Karl Marx mengungkapkan
teori agama sebagai alienasi dan candu sebagai penderitaan manusia yang
merupakan tempat kehadiran Tuhan. Marx menghindarkan agama dari kehidupan dan
tetap ada dalam aturan diri.
Marx tidak mengkritik
agama itu sendiri, melainkan manusia yang menciptakan agama, pun yang terlibat
di dalamnya, tunduk padanya. Agama yang dikritik Marx pun tidaklah semua agama,
melainkan agama yang tidak bisa dirasionalisasikan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Karl Marx bernama lengkap Karl Heinrich Marx, lahir di Trier –
Jerman, 5 Mei 1818 dan meninggal di London, 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun.
Ia lahir setelah perang Napoleon, dan setahun setelah David Ricardo meluncurkan
bukunya “The Principles of Political Economy”. Ia merupakan pendiri Ideologi
komunis yang sekaligus merupakan seorang teoritikus besar kapitalisme. Bukan
hanya sekedar ekonom, namun Ia juga seorang filsuf, sosiolog, politikus dan
seorang revolusionir dengan berbagai ide – idenya yang menginspirasi pemikir –
pemikir lainnya. Ia termasuk dalam kategoris aliran klasik, selain August
Comte, Durkheim, Weber, Simmel, Spencer, dll. Ia merupakan pelopor utama
gagasan "sosialisme ilmiah".
Pemikiran-pemikiran Karl Marx diantaranya :
1.
Materialisme
dialektika historis
2.
Infrastruktur
ekonomi dan suprastruktur sosiobudaya
3.
Kegiatan
dan alienasi (keterasingan) manusia
4.
Kelas
sosial, kesadaran sosial dan perubahan sosial
5.
Komunisme
6.
Agama
adalah candu masyarakat
B.
Saran
Diharapkan
setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat memahami betul mengenai pemikiran
Karl Marx untuk dapat memetik setiap hikmah dari pemikirannya dengan kembali
mengacu pada al-qur’an dan hadist sebagai pedoman hidup yang tak terbantahkan.
Komentar
Posting Komentar